pengalaman belajar dan mengenal filsafat
Assalamualaikum
Wr. Wb.
Mengenal
“Filsafat”
Nama saya Meylita Dwi Parwati mahasiswi semester 3
(Tiga) Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam UIN Sultan Maulana Hasanuddin
Banten. Pada kesempatan kali ini saya
akan menceritakan pengalaman saya tentang mengenal Filsafat, ini adalah salah
satu tugas ke-1 Mata Kuliah “Filsafat Islam” dan ada 3 tugas yang harus
dipenuhi.
Langsung saja saya akan mengawalinya pada saat saya
mengenal kata filsafat sejak SMA (Sekolah Menengah Atas) itupun hanya sekedar
tahu dan mendengar kata filsafat dari teman dan juga guru saya. Kata filsafat,
sangat asing menurut saya pada saat itu karena tidak pernah ada pelajaran
filsafat sejak duduk di bangku SMA, dan saya belum ada keinginan untuk
mengetahui sebenarnya apa itu filsafat? hanya saja salah satu teman saya
memberitahu bahwa “jika kita belajar filsafat kita akan mempelajari sebenarnya
Tuhan itu ada atau tidak? Dan itu pasti akan menguras pikiran kita, seluas apa
pemikiran kita, mampukah kita berfikir secara kritis, itu akan di bahas saat
kita belajar filsafat.” Jadi, menurut teman saya tersebut jika kita belajar
filsafat harus kuat iman kalau tidak kalian akan terbawa pada aliran-aliran
yang mereka maksud itu benar. Saya pun langsung berfikir bahwa belajar filsafat
itu sangat berat dan saya yakin saya tidak akan kuat untuk mempelajarinya.
Setelah saya lulus SMA dan saya
melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi saya tidak menyangka bahwa pada
semester 2 (dua) saya bertemu dengan Mata Kuliah Filsafat Umum, pada awalnya
saya terkejut melihat bahwa terdapat mata kuliah yang sebelumnya saya ceritakan
diatas bahwa belajar filsafat adalah sesuatu yang berat dan menguras pikiran
kita secara luas untuk berfikir kritis. Tetapi mau tidak mau memang sudah
seharusnya sebagai seorang mahasiswa harus mengikuti mata kuliah yang sudah di
berikan untuk di pelajari pada semester tersebut. Pertama saya mempelajari
sejarah dari filsafat itu sendiri dan pada masa yunani, masa pertengahan,
selanjutnya masa modern. Menurut buku yang saya baca “berjudul “Pengantar
Filsafat Ilmu” Karangan Suaedi, Edisi pertama, janiari 2016.” Sejarah
kelahiran filsafat dan perkembangan filsafat, pada awal kelahirannya tidak
dapat dipisahkan dengan perkembangan (ilmu) pengetahuan yang muncul pada masa
peradaban Kuno (masa Yunani). Pada tahun 2000 SM, bangsa Babylon yang hidup di
lembah Sungai Nil (Mesir) dan Sungai Efrat telah mengenal alat pengukur berat,
tabel bilangan berpangkat, tabel perkalian menggunakan sepuluh jari.
Dari buku ini juga terdapat filsafat
pada Masa Yunani, Masa Pertengahan dan Masa Modern,
Pada Masa Yunani : Periode filsafat
Yunani merupakan periode sangat penting dalam sejarah peradaban manusia karena
saat itu terjadi perubahan pola pikir manusia dari mitosentris menjadi
logo-sentris. Pola pikir mitosentris adalah pola pikir masyarakat yang sangat
mengenal mitos untuk menjelaskan fenomena alam, seperti gempa bumi dan pelangi.
Namun, ketika filsafat di perkenalkan, fenomena alam tersebut tidak lagi
dianggap sebagai aktivitas dewa, tetapi aktivitas alam yang terjadi secara
kausalitas.
Pada Masa Pertengahan : Masa ini diawali
dengan lahirnya filsafat Eropa. Baru pada abad ke-6 Masehi, setelah mendapatkan
dukungan dari Karel Agung, didirikanlah sekolah-sekolah yang memberi pelajaran
gramatika, dialektika, geometri, aritmatika, astronomi, dan musik. Keadaan
tersebut akan mendorong Pemecahan semua persoalan selalu didasarkan atas agama
sehingga corak pemikiran kefilsafatannya bersifat teosentris. perkembangan
pemikiran filsafat pada abad ke-13 yang ditandai berdirinya
universitas-universitas dan ordo-ordo.
Dalam ordo inilah mereka mengabdikan
dirinya untuk kemajuan ilmu dan agama, seperti Anselmus (1033–1109), Abaelardus
(1079–1143), dan Thomas Aquinas (1225–1274). Di kalangan para ahli pikir Islam
(periode filsafat Skolastik Islam), muncul al-Kindi, al-Farabi, Ibnu Sina,
al-Ghazali, Ibnu Bajah, Ibnu Tufail, dan Ibnu Rusyd. Periode skolastik Islam
ini berlangsung tahun 850–1200. Pada masa itulah kejayaan Islam berlangsung dan
ilmu pengetahuan berkembang dengan pesat. Akan tetapi, setelah jatuhnya
Kerajaan Islam di Granada, Spanyol tahun 1492 mulailah kekuasaan politik barat
menjarah ke timur.
Pada Masa Modern : Pada masa abad modern
ini pemikiran filsafat berhasil menempatkan manusia pada tempat yang sentral
dalam pandangan kehidupan sehingga corak pemikirannnya antroposentris, yaitu
pemikiran filsafat mendasarkan pada akal pikir dan pengalaman.
Jadi, sampai disitu saja saya
mempelajari filsafat umum dari Masa Yunani kuno sampai Masa Modern, dari masa
yunani saya mengetahui bahwa pada masa itu manusia sudah sangat pintar dapat
mempelajari tentang fenomena alam seperti gempa bumi dan lain-lain. Dari masa
pertengahan saya mengetahui bahwa sudah ada perkembangan pemikiran filsafat
dikembangakan melalui pelajaran seperti gramatika, dialektika, geometri,
aritmatika, astronomi, dan musik pada sekolah-sekolah yang telah didirikan,
lalu pemikiran tersebut selalu didasarkan atas agama dan menuangkannya pada
ordo-ordo yang didirikan, Di kalangan para ahli pikir Islam (periode filsafat
Skolastik Islam), muncul al-Kindi, al-Farabi, Ibnu Sina dan lain-lain. Pada
masa itulah kejayaan Islam berlangsung dan ilmu pengetahuan berkembang dengan
pesat.
Saya belum mengetahui sebenarnya apa
itu arti kata filsafat atau dari kata apa filsafat itu?
Kalau menurut saya pengertian dari
fisafat itu adalah suatu pemikiran yang luas dan mendalam untuk mencapai suatu
tujuan yang di perdebatkan. Jika menurut buku yang “berjudul Aliran-aliran
Filsafat dan Etika karangan Prof. DR. Juhaya S. Praja Bandung, 2006.”
Bahwah Filsafat diambil dari bahasa Arab falsafah yang berasal dari
bahasa Yunani Philosophia, kata majemuk yang terdiri dari kata philos
yang artinya cinta atau suka dan kata Sophia yang artinya bijaksana.
Dengan demikian secara etimologis kata filsafat memberikan pengertian cinta
kebijaksanaan. Untuk lebih jelasnya mengenai pengertian filsafat ada
pendapat titus berikut:
Filsafat adalah suatu proses kritik
atau pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap yang sangat kita junjung tinggi.
Ini adalah arti yang formal dari “berfilsafat”. Dua arti filsafat “memiliki dan
melakukan”, tidak dapat dipisahkan sepenuhnya satu dari lainnya. Oleh karena
itu, ika kita memiliki suatu filsafat dalam arti yang formal dan personal, kita
tak akan dapat melakukan filsafat dalam arti kritik dan refleksif.
Namun demikian, memiliki filsafat
tidak cukup untu melakukan filsafat. Sautu sikap falsafi yang benar adalah
sikap yang kritis dan mencari. Sikap tu sikap terbuka dan toleran dan mau untuk
melihat segala sudut persoalan tanpa prasangka. Berfilsafat bukan hanya berarti
“membaca dan mengetahui filsafat”. Seseorang memerlukan kebolehan
beragumentasi, memakai teknis analisa serta mengetahui sejumlah bahan
pengetahuan sehingga ia memikirkan dan merasakan secara fasafi. Ahli filsafat
selalu berfikir dan kritis, dalam melakukan pemeriksaan terhadap bahan-bahan
yang disajikan oleh faham orang awam. Mereka mencoba untuk memikirkan
bermacam-macam problema kehidupan dan menghadapi fakta-fakta yang ada
hubugannya dengan itu.
Saya juga mewawancarai seorang teman
Jurusan Filsafat, bagaimana menurutnya sudut pandang dari sebuah pengertian
“filsafat” dan dengan ilmu yang telah ia dapat menjawab bahwa perspektif
pengerian filsafat adalah “filsafat itu perihal cinta kebijaksanaan dan
bagaimana kita berfikir kritis lalu tidak percaya dengan semua hal.” Lalu saya
bertanya mengenai ketakutan seorang awam filsafat bahwa belajar filsafat itu
”jika tidak kuat iman anda akan terbawa oleh aliran-aliran yang mereka maksud
itu benar.” Ia pun menjawab itu hanya stigma buruk yang dibangun oleh katanya,
padahal sebenarnya belajar filsafat menurutnya sangat menyenangkan dan ketika
belajar kita harus mengesampingkan kepercayaan terlebih dahulu, karena filsafat
‘Barat khususnya’ pasti bententangan dengan agama.
Saya mengutip dari buku yang
berjudul “Pengantar Filsafat Ilmu” Karangan Suaedi, Edisi pertama, janiari
2016." Bahwa terdapat manfaat belajar filsafat yaitu : Belajar
filsafat pada umumnya menjadikan manusia lebih bijaksana. Bijaksana artinya
memahami pemikiran yang ada dari sisi mana pemikiran itu disimpulkan. Memahami
dan menerima sesuatu yang ada dari sisi mana keadaan itu ada. Plato merasakan
bahwa berpikir dan memikir sesuatu itu sebagai suatu nikmat yang luar biasa
sehingga filsafat diberi predikat sebagai keinginan yang maha berharga.
Wassalamualaikum
Wr. Wb.
Sands Casino | Play & win at Casino at Sunset
BalasHapusLocated septcasino on the Las Vegas Strip, Sands Casino offers the best in 1xbet korean gaming, งานออนไลน์ luxury accommodations, dining and entertainment on the Las Vegas strip.